Halaman

Jumat, 10 Juli 2020

Uts pengendalian mutu proyek

UTS




1.   FUNGSI DAN LINGKUP KINERJA PENYEDIA JASA, PENGGUNA JASA DAN AUDITOR PADA UU JASA KONSTRUKSI NO. 2 TAHUN2017

Menurut UU Jasa Konstruksi no. 2 taun 2017, Jasa konstruksi berfungsi sebagai pendukung serta prasarana aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan guna untuk menunjang tercapainya tujuan daripada pembangunan nasional. Penyedia jasa sendiri berfungsi sebagai pemberi layanan jasa pada konstruksi, pengguna jasa berfungsi untuk memberi pekerjaan yang menggunakan layanan jasa konstruksi. Lingkup kinerja dari layanan jasa konstruksi ini cukup luas, mulai dari penggolongan bentuk fisik, kategori, cakupan bidang usaha, kontrak kerja, legalitas, dan lain sebagainya.


2.    DEVIASI PROGRESS PEKERJAAN PADA KURVA S SCHEDULE PROYEK

           Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para  pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.

           Progres dan kurva s dibuat terintegrasi bertujuan untuk melihat deviasi pekerjaan. Progres mingguan adalah akumulasi dari progres pekerjaan harian proyek yang dihitung dalam satu minggu. Kemudian progres mingguan tadi kita integrasikan dengan kurva s (time schedule) yang dibuat sebelumnya untuk melihat deviasinya.

          Dengan melihat deviasinya, kita dapat mengetahui apakah proyek yang kita kerjakan mengalami keterlambatan (-) atau lebih cepat (+) dari rencana.

         Suatu pekerjaan dikatakan terlambat (-) jika garis kurva realisasi pekerjaan  berada pada posisi bawah dari garis kurva rencana.

         Sebaliknya jika garis kurva berada di atas garis kurva rencana maka pekerjaan tersebut lebih cepat (+) dari rencana. Keterlambatan suatu pekerjaan biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

a.    Kondisi Alam

Kondisi alam memang susah untuk ditebak. Misalnya saja curah hujan yang tinggi di lokasi pekerjaan, kondisi ini dapat membuat pekerjaan proyek terhambat.  

b.    Lingkungan

Contohnya pada proyek yang berurusan dengan pengalihan lahan yang semula milik warga.

c.     Internal Perusahaan Sebagai Pengemban Tanggung Jawab

Faktor lain yang juga dapat menghambat adalah dari internal perusahaan yang mengemban tanggung jawab itu sendiri.

Kurva yg berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk lantaran kelaziman dalam  pengerjaan proyek yakni : a)

a.      Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat. Setelah Itu diikuti oleh aktivitas yg  bergerak cepat dalam jangka waktu yg lebih lama. pada akhirnya aktivitas menurun kembali & berakhir pada suatu titik akhir.

b.      Sebagai info untuk mengontrol pelaksaan suatu proyek dengan cara membandingkan deviasi antara kurva rencana dgn kurva realisai.

c.       Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva realisasi terhadap kurva rencana, perubahan ini bisa dalam bentuk prosentase  pekerjaan lebih cepat atau lebih lambat dari waktu yg telah ditentukan untuk menyelesaikan proyek.

d.      Sebagai informasi kapan saat yg tepat untuk melaksanakan owner ataupun melakukan pembayaran terhadap supplier. Kurva-s pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi  pengeluaran biaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam menyatakan apakah proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan dalam kurva-s tersebut sebenarnya hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki akurasi yang tidak tinggi dalam menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik dalam menyatakan keterlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu Critical Path Method


3.    SETTING BETON

         Setting beton (pencetakan beton/pengerasan beton) adalah beton basah yang mulai mengeras seiring berjalannya waktu yang disebabkan oleh kelembaban dalam campuran diserap oleh agregat, sebagian campuran ini diuapkan karena iklim dan sebagian lagi digunakan dalam reaksi hidrasi antara semen dan air. Akhirnya, beton akan terbentuk atau sepenuhnya mengeras, inilah yang dimaksud dengan setting beton. Beton ini harus memiliki sifat berbagai bantalan beban dan daya tahan termasuk perubahan volume (penyusutan beton) dalam kriteria yang sesuai.
          Jika beton mulai mengeras atau mulai kadaluarsa, beton ini tidak dapat digunakan. Sehingga, beton harus dicor sebelum mulai mengeras, yang biasanya akan memakan waktu sekitar 1 jam setelah pencampuran beton selesai. Dalam industri beton siap pakai yang membutuhkan waktu untuk transportasi, biasanya ditambahkan campuran untuk menunda pengerasan beton. Ini akan memperpanjang waktu pengerasan beton basah sekitar 2-4 jam untuk transportasi dari pabrik ke lokasi konstruksi.

         Untuk pengerjaan dan perbaikan jalan, Anda dapat menggunakan Jayamix Fast Setting Concrete yang didesain untuk struktur yang perlu digunakan cepat dalam jangka waktu kurang dari 24 jam setelah pengecoran dan mencapai kuat tekan di waktu yang singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar